Friday, December 06, 2013

sebuah lelucon

apa yang kita cari dari sebuah perjalanan? murni pendewasaan diri? atau sekedar eksistensi diri untuk diakui orang lain bahwa kita seorang pejalan yang bebas tanpa beban yang sudah kesana kemari menginjakkan kaki yang tidak semua orang bisa datangi? atau kita orang yang peduli dengan lingkungan? atau hanya untuk membuktikan bahwa bumi yang indah ini tidak hanya ada di sekitarnya? atau untuk mencari teman sebanyak-banyaknya? atau apapun itu..

mari kita jujur pada diri kita sendiri, tak usah munafik, cukuplah jawaban-jawaban itu untuk kita sendiri.. 


dalam sebuah perjalanan singkat gue beberapa minggu yang lalu, entah yang keberapa jalan kesana, sebut saja Gunung Api Purba Nglanggeran, dimana gunung ini tergolong pendek dan tak begitu menyulitkan pendaki-pendaki gunung, secara di beberapa track yang nanjak sudah ada tangga yang disemen untuk memudahkan pendaki menikmati pemandangan dari atas; saat itu hari minggu pagi menjelang siang kita ber 6 turun dari puncak gunung ini, mendapati puluhan anak SMA yang sedang dalam perjalanan naik, tanpa bekal logistik, tanpa tas yang menggunung, tanpa kamera, dan tanpa gear outdoor, persis seperti anak-anak muda yang sedang jalan-jalan di mall.. sandal crocs yang seharusnya mereka pakai di kaki akhirnya mereka tenteng di tangan, beberapa sedang menggandeng pasangannya sekedar membantu berjalan di tanah yang licin setelah hujan semalam..

lucu memang, tapi kemudian gue sadar dan tergelitik dengan tingkah laku mereka.. dengan polosnya mereka tak acuh dengan medan yang tak biasa seperti itu, seakan tak peduli dengan peralatan yang dipakai untuk sekedar menikmati keindahan alam pegunungan bersama teman-teman.. 

kemudian gue melihat diri sendiri, apa yang gue kenakan mulai dari kepala sampai dengan kaki lengkap dengan peralatan outdoor, bahkan untuk sekedar tektok di gunung ini gue harus memenuhi isi tas dengan peralatan yang entah terpakai atau tidak, mulai dari kompor, jas hujan, headlamp, pisau, dan segala tetek bengeknya..

seketika gue malu dengan diri sendiri, apa yang gue pakai ini tak berarti apa-apa bagi anak-anak itu, barang yang gue bangga-banggakan dengan harga yang tidak murah, yang selama ini orang-orang bahas di twitter, di forum-forum peralatan outdoor ternyata hanyalah omong kosong bagi anak-anak SMA ini.. yang mereka cari murni foto dan canda tawa bersama teman, fix orang-orang yang gak munafik..

merekalah orang-orang yang setulus-tulusnya mencari kebahagiaan semata dari sebuah perjalanan, dan bisajadi secara tak sadar apa yang mereka alami juga merupakan proses pendewasaan diri.. tak melulu soal peralatan gunung yang canggih dan simple, mereka cukup mengenakan pakaian yang mereka pakai sehari-hari..

gue tidak sedang mentertawakan mereka yang tak mengenakan peralatan outdoor yang lengkap, tapi justru gue sedang mentertawakan diri gue sendiri.. cara hidup yang seharusnya sederhana ini malah gue persulit dengan peralatan gunung yang tetek bengek, padahal yang gue cari juga sama dengan mereka, hiburan di gunung, dan foto.. gue selalu dipusingkan dengan idealisme orang-orang untuk naik gunung, yang secara tak sadar kemudian menjadi idealisme bagi gue sendiri..

Thursday, December 05, 2013

Bencana Alam Untuk Siapa?

kalo kalian ngikutin berita-berita di twitter atau blog orang, atau mungkin blog gue sendiri ini, maka kalian akan mendapati belakangan orang-orang (termasuk gue) sibuk berteriak tentang eksploitasi alam.. lalu masing-masing orang akan ngebully orang yang baru saja jalan-jalan ke suatu cagar alam, sebut saja pulau sempu.. atau kita sedang bersedih dengan situasi Gunung Semeru yang semakin bau dan sangat tidak indah dipandang mata dengan sampah yang menumpuk di pojok Ranu Kumbolo.. atau mungkin kita juga salah satu yang berteriak paling keras terhadap penambangan freeport di Papua.. atau kita adalah orang yang berada di garis depan melawan wisatawan yang berkunjung ke Kiluan, entah dengan alasan lumba-lumba akan terbiasa mendengar suara mesin kapal yang nantinya akan merubah pola hidup lumba-lumba itu atau apalah itu..

tapi pernahkah kita mencoba berfikir mejadi warga sekitar? 
atau mungkin banyak yang belum tahu apa yang dilakukan penambang belerang di Kawah Ijen.. bagi yang pernah dan tahu apa yang dilakukan penambang-penambang ini, mungkin akan berfikir ulang untuk menulis artikel tentang eksploitasi alam.. bahkan gue sendiri melupakan apa yang gue lihat 2 tahun lalu apa yang penambang lakukan di kawah itu.. dan dengan lantang dan bangganya karena telah menjadi bagian dari agen perubahan cinta lingkungan..

seperti yang orang-orang sampaikan, bencana datang seiringan dengan apa yang telah dilakukan manusia akan alam itu.. tapi mari kita refleksikan kembali, apa definisi bencana itu sendiri? sesuatu yang merugikan manusia? manusia yang mana? manusia siapa? 

ketika kita menyebut lumba-lumba akan berubah pola hidupnya karena banyaknya wisatawan yang datang ke rumahnya, kemudian manusia-manusia ini khawatir nantinya tidak akan bisa melihat lumba-lumba itu lagi karena perubahan alam..
atau kita yang ngebully orang di twitter karena ada sebuah foto bunga edelweis di meja kantornya.. atau hanya karena foto seseorang memegang karang ketika sedang menyelam, lalu semua orang kesal dengan ulahnya karena karang akan mati karena kandungan asam kulit manusia, kemudian karang-karang yang indah itu pun akan mati, dan kita menyebut wisatawan itu mengeksploitasi alam dan tidak bertanggung jawab dengan perjalanannya sendiri.. suatu waktu manusia ini akan menyebut inilah bencana alam karena karang-karang tak lagi indah karena kelakuan manusia itu sendiri..

kemudian mari kita membayangkan:
bagaimana bila perjuangan membuat alam ini tetap terjaga ternyata berjalan dengan mulus? manusia dibatasi untuk datang ke cagar alam, manusia tidak lagi dibolehkan menyelam karena khawatir tidak semua orang bisa menepati untuk tidak memegang karang, dan manusia dibatasi naik gunung..
pernahkah kita memikirkan bagaimana nasib pemilik warung di Ranu Pane bila kemudian sepi? ojek tak lagi seramai sekarang, pemilik kapal di Kliuan tak lagi makan nasi setiap harinya karena sepinya wisatawan, tak ada lagi orang yang menyewa rumah Pak Kholiq di Pantai Sendang Biru, penambang belerang di Gunung Ijen banyak yang menganggur..
masyarakat lokal di PHK masal oleh ulah kita sendiri..

dan pada akhirnya kita menyebut ini bencana..

Sunday, November 24, 2013

2 hari untuk selamanya

dalam perjalanan pulang, saat itu awan gelap menjadi hal yang biasa, menemani perjalanan kami selama di Lampung.. iya, tepat seminggu yang lalu aku jalan dengan, sebut saja "temen tiri", adalah semacam kumpulan orang-orang yang gak munafik, setidaknya gak munafik dibanding orang-orang lain disekitarku..



2 hari yang singkat, yang sangat berkesan.. kami ber 6 tidur bersama, makan bersama, dan menghabiskan malam dibawah ribuan bintang yang seakan ikut dalam lingkaran permainan truth or dare kami..

kala itu sedang ada acara pengajian di samping rumah yang kami tinggali karena sehari sebelumnya ada yang meninggal, lalu pergilah kita di sebuah gazebo di bibir dermaga untuk sekedar menggosip, masih seputar percintaan hahaha

aaah, aku bahkan kehabisan kata-kata untuk menceritakan ini semua..

2 hari untuk selamanya...

Friday, September 27, 2013

racun ala pejalan


udah lama banget gak nyentuh ini blog, kalo besi pasti udah karatan kena hujan dan panas haha
well, gue mau nulis keluh kesah lagi soal traveling yang ini gue dapet dari hasil baca-baca di timeline, nah kebetulan banyak akun jalan-jalan yang gue follow.. dari situlah ide-ide untuk mengkritik dunia travelling bermunculan..

mungkin kasus ini udah sering dilakukan oleh semua akun traveling, bahkan sejak dulu, termasuk gue sendiri pelakunya.. tapi baru gue sadari semalem karena twit oleh salah satu akun traveling, yaitu tentang tempat wisata yang wajib lo kunjungi.. yang kemudian gue lagi badmood aja tiba-tiba nyindir twit-twit tersebut..

betapa tidak, yang dilakukan oleh akun-akun traveling di twitter dengan foto-foto tempat wisata untuk memberi "racun" kepada pembacanya gue pikir sebagai proses eksploitasi tempat wisata tersebut, lalu ketika tempat wisata tersebut mulai ramai dikunjungi oleh "turis" ini dan hancur dengan sampah dan ribuan manusia berkumpul secara bersamaan, maka yang dilakukan akun-akun traveling ini adalah menyalahkan "turis-turis" tersebut..

apasih manfaatnya ketika kita menebar "racun".......

lalu apa yang didapat oleh admin-admin ini? kepuasan.. kepuasan telah memberi "racun" kepada follower nya untuk jalan-jalan ke tempat wisata tertentu.. selebihnya mereka akan lepas tangan dengan hancurnya tempat wisata.. tapi permasalahannya, inilah salah satu cara yang disadari untuk menggaet follower, dengan mengikuti "pasar" yang ada, bahwa orang-orang sekarang sedang sibuk travelling dan iming-iming pemandangan yang indah dan berita soal dunia travelling, maka follower akan terus berdatangan..

jadi sederhananya adalah twitpic adalah salah satu cara untuk menggaet follower, namun hal tersebut tidak disadari secara langsung oleh admin-admin travelling, karena memang dampak yang ditimbulkan tidak terlihat dalam jangka pendek, sehingga yang dilakukan adalah sah-sah saja.. mirisnya, akun-akun travelling saling berlomba untuk menampilkan foto-foto terbaik mereka..

sejujurnya menebar racun dengan share foto-foto tempat wisata adalah sesuatu yang tidak salah, bahkan akan ada pembenaran bahwa wisata akan meningkatkan kesejahteraan warga sekitar, namun apakah hal tersebut diimbangi dengan kesiapan warga sekitar dengan dampak yang ditimbulkan? sama halnya dengan sebuah perusahaan yang akan muncul di suatu desa dengan iming-iming terserapnya tenaga kerja dan mengurangi pengangguran di tempat tersebut, namun apakah hal tersebut menjadi cara utama untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekitar? tidak, karena dampak negatif yang ditimbulkan tentu akan lebih besar..

jika kita pernah mendengar istilah ekowisata, maka hal tersebut belum sepenuhnya disadari oleh pencari nafkah dari warga sekitar.. disinilah kenapa menebar "racun" kepada follower menjadi hal yang salah, karena dengan menebar "racun" dan para wisatawan berdatangan sama saja kita telah membunuh anak cucu mereka dengan cara kita sendiri..

bukan kita yang salah, bukan juga warga sekitar yang salah, melainkan sistem.. sistem yang memaksa warga sekitar mencari nafkah dari wisata dengan cara yang sesingkat-singkatnya, sebanyak-banyaknya, dan akun-akun twitter mencari follower dengan cara berlomba-lomba menawarkan pemandangan yang paling yahud versi mereka.. dua pihak ini sama-sama mencari keuntungan, sementara pemerintah merasa bangga dengan devisa yang terus bertambah dari sektor wisata (jangka pendek)..





ah ngomong apa sih gue, sok care -__-

Wednesday, April 10, 2013

sometimes

sometimes we get sad about things and we dont like to tell other people that we are sad about them. we like to keep it a secret. or sometimes, we are sad but we really dont know why we are sad, so we say we arent sad but we really are

Monday, April 01, 2013

travelling "jaman sekarang"

oke sebenernya sampai tadi siang gue belum punya ide buat nulis blog lagi, belum mood juga buat cuap-cuap mengkritisi dunia travelling lagi, tapi kemudian gue sadar akan satu hal yang kasus ini mulai menghantui para traveller "jaman sekarang"

gue terinspirasi dengan postingan blog nya Suci Tembangraras yang isinya tentang kangennya si doi bisa jalan-jalan bareng lagi seperti dulu.. dengan serunya perjalanan dia bersama puluhan travelmate nya, yang kalo kata Uci "No itin... no budget., mager. dan gak perlu ngurusin ini itu, persiapan ini.. itu ... just go show......" :((

kalo diinget-inget emang bikin kangen juga bisa jalan seperti itu, tapi apakah masih bisa kita jalan lagi dengan cara seperti itu? kalo gue jawab "enggak!! lo gak akan bisa lagi jalan dengan cara seperti dulu lagi!!" maaf, mungkin kata-kata gue sedikit kasar dan mungkin bisa jadi itu subjektif, tapi kata-kata gue itu bukan tanpa alasan.. kenapa?

pertama: harga tiket murah maskapai penerbangan membuat setiap traveller mencoba mendapatkannya agar bisa keliling indonesia, bahkan keluar negeri, dan gue pun melakukan hal yang sama.. setiap orang sudah mempunyai jadwal terbangnya sendiri-sendiri, dengan travelmate pilihan mereka sendiri-sendiri pula.. sudah tidak ada lagi perjalanan yang secara spontan lo dapet temen baru, kenalan, dan mengembangkan jaringan seperti dulu lagi, yaaa kecuali lo ikut ajakan trip di lapak orang yang lo bakal dapet temen baru.. nah tambahan aja nih, parahnya lagi, orang-orang akan jalan sesuai dengan jadwal harga tiket murah maskapai itu, kalo misal harga tiket murahnya cuma hari 1 dan hari ke-3, maka dia akan jalan selama 3 hari itu doang, miris :(

kedua: harga tiket murah maskapai penerbangan yang murah biasanya akan mempunyai jadwal terbang jauh-jauh hari, artinya orang lain gak akan bisa ikut jadwal terbang lo kalo gak pesen tiket bareng saat itu juga, kalo orang lain pesen tiket deket-deket hari H, artinya dia akan dapet harga tiket yang lumayan mahal.. nah, skali lagi lo gak akan jalan dengan orang selain travelmate pilihan kamu.. 

ketiga: gue yakin sebagian besar para traveller sudah menyimpan jadwal tiket pesawat untuk keluar kota jauh-jauh hari, dan bisa jadi gak cuma 1 tiket pesawat, bahkan ada temen gue yang tahun 2013 ini sendiri udah ngantongin 5 tiket promo pesawat *pusing gue liatnya* :)) yang artinya, dengan tiket pesawat itu dia akan menyisihkan uangnya untuk bisa jalan ke tempat yang sudah dia rencanakan dengan tiket-tiket pesawat itu, pada akhirnya lo gak akan bisa ngajak orang lain untuk jalan bareng di luar rencana perjalanan dia.. kecuali temen lo itu emang punya banyak duit dan punya banyak waktu..

keempat: emang dasarnya sekarang susah cari tiket kereta kelas ekonomi.. udah gak ada lagi yang namanya jalan spontan, karena segalanya pasti sudah kita rencanakan jauh-jauh hari, kalo mau pesen tiket kereta jadi harus cari jadwal dan segala macemnya, sedangkan tiket bis juga muahal, apalagi pesawat kalo dadakan gitu.. yee kaaan? :p jadi daripada jalan spontan, kebanyakan traveller akan mengurungkan niatnya buat jalan santai lagi.. eemmmm kalo kasusnya begini sih jadi gak ada lagi yang namanya jalan santai, semua udah terjadwal, semua jadi dikejar waktu pulang ataupun waktu kerja :((


trus apa dooong yang bisa kita lakukan kalo kejadiannya begini? apa cuma pasrah aja ngliat kita dijajah oleh maskapai penerbangan? 

well, kita emang gak bisa munafik, keliling indonesia adalah cita-cita setiap traveller, dan inilah moment bagi kita buat meraihnya.. meskipun sedikit, tapi gak akan ada lagi orang yang idealis dengan cara jalannya yang sederhana dan tradisional seperti dulu lagi.. 


yaa idealnya sih seperti kata temen gue, ajo:

"jangan sampai perjalanan kita dikendalikan oleh maskapai penerbangan"

Tuesday, March 26, 2013

travel is very subjective


haiya, gue mau share lagi masih soal travelling, dan menurut gue tidak banyak orang yang sadar akan hal ini..
sekitar sebulan lalu ada salah satu kaskuser yang ada di jakarta bingung mau liburan kemana, dan minta saran di forum traveller kira2 tempat yang asik murah dan gak butuh waktu yang lama, kemudian muncul lah berbagai masukan dimana salah satunya adalah jogja.. yap, kalo melihat kriteria itu sih emang jogja yang paling memungkinkan untuk wisata asik, murah, dan gak butuh waktu lama.. tapi kemudian dibantah sama si doi karena jogja gak ada apa2nya, begitu2 doang ah... pokoknya kalo orang minta saran tapi sarannya selalu dibantah, mending di-iya-in aja lah :/

kemudian gue inget, iya juga sih jogja begitu2 doang, jogja cuma malioboro dan sekitarnya, jogja cuma kota kecil yang punya gunung merapi dan puluhan pantai yang masih asri dengan pasir putihnya.. yap, itulah jogja dimata orang yang memandang jogja dari luarnya saja.. tapi gue mulai berfikir lebih dalam lagi, apa yang bisa gue nikmatin dengan kota kecil ini, dengan malioboro yang hanya toko sovenir berjejer di pinggir jalan, dengan ceker ayam rasa chicken wings made in bu sastro, dengan gunung dan pantai yang juga ada di kota2 lain?

oke mungkin terlalu subjektif untuk menjelaskan jogja dengan sudut pandang yang lebih luas dan lebih mendalam, tapi mungkin beberapa argumen temen gue yang bilang bahwa jogja ngangenin, jogja yang sederhana dengan keramahannya, jogja yang dingin, malamnya jogja yang penuh dengan pengamen jalanan dan waria-waria yang meminta dengan sopannya, dan segala jogja dengan tetek bengeknya inilah yang gak semua orang bisa rasakan dan nikmati..

seperti twit gue beberapa hari yang lalu yang isinya: "semua orang bisa ke jakarta bahkan ke bali, tapi tidak semua orang bisa menikmati bali apalagi jakarta" mungkin gambaran lebih sederhananya dari postingan blog gue ini.. nah bisa jadi orang yang memandang suatu tempat dengan sudut pandang luarnya aja tidak akan bisa menikmati apapun, justru dengan kita memandang suatu tempat wisata dengan lebih mendalam itulah tempat wisata akan menjadi lebih kaya dan tidak akan ada habisnya..



all journeys have secret destination of which the traveler is unaware :)

Friday, March 08, 2013

PENGUMUMAN!!

selamat malam..
mulai hari ini gue mau beri pengumuman buat follower gue di blog alay gue bahwa:

alamat blog yang sebelumnya imnotdelicious.blogspot.com ganti menjadi


ridhomuk.blogspot.com


bukan karena ababil yaaa.. tapi jujur belakangan ini gue mengalami benturan psikologis *halah* , alias beberapa minggu ini gue dibuat pusing dengan ditemukannya blog lama gue ridhomukti.blogspot.com dan yang gue temukan disana adalah ini:

hanjir bener kaaaaan hahahahaha
awalnya emang karena web ridhomukti.com punya orang asing ini pengen gue ambil alih.. tapi gue baru inget kenapa gak blogspot aja dulu.. isenglah gue buka ridhomukti.blogspot.com dan itulah yang gue dapet.. SYOOOOOK!!!!!! PANIIIIK!!!! GAK PERCAYA ITU BLOG PUNYA GUEEE.. ALAY BENYEEERRRRR!!!! akhirnya gue buka satu2 artikel yang ada disana......

oke, sampai disini gue masih gak percaya ini blog punya gue :|
*buka artikel lain sambil nangis* 

berasa kenal sama akun nya :| *otak makin gak karuan :(*

INI LAGI!!! T.T
akhirnya gue percaya 100% ini blog gue jaman jaya2nya lagi alay... *speechless*

*buka profile* berharap apa yang gue dapet gak alay dan separah yang ada di tampilan blog *siapin piso*


*GLEG*
itu blog 2007, dan profile gue se-optimis itu.. *masih speechless*



*sign out*

Wednesday, March 06, 2013

Jenis-Jenis Travel Writing

masih soal travelling dan gue mau sedikit share tentang (lagi-lagi) idealnya sebuah travelling itu dilakukan, tapi kali ini lebih kepada apa yang kita lakukan ketika travelling sudah dilakukan.. kebanyakan seorang traveller akan share tentang hasil perjalanannya berupa foto di facebook atau di twitter atau media sosial yang lain, tapi tidak sedikit yang kemudian menuangkannya kedalam tulisan di blog, website atau bahkan dicetak menjadi sebuah buku yang harapannya akan dibaca orang lain sebagai referensi untuk menuju destinasi yang direncanakan..

oke sebelumnya gue mau jelasin dulu soal travelwriting yang menurut gue ada beberapa salah kaprah bagi sebagian orang, inget ya, bagi sebagian orang yang artinya mungkin bagi sebagian yang lain bisa jadi lebih terbuka dan lebih dewasa dalam memandang laporan perjalan orang lain.

pertama: filosofi travelling
nah yang satu ini gak banyak yang menulis tentang filosofi travelling, emmm apa ya mungkin gue salah dalam membuat istilah, yang jelas beberapa orang menulis hasil perjalanannya berdasarkan apa yang dia dapat ketika melakukan travelling dan menuangkannya kedalam tulisan yang tujuannya untuk mengubah cara pandang pembacanya tentang travelling.. tujuannya jelas, tetapi tulisan semacam ini tidak begitu diminati oleh pembaca karena kebanyakan travelling ketika mencari referensi adalah mencari sesuatu yang menyenangkan, sedangkan dalam tulisan Filosofi Travelling ini kebanyakan cenderung menyalahkan traveller lain atau penulis lain dalam memandang travelling itu sendiri. nah gue sendiri lebih kearah yang satu ini meskipun gue sendiri gak se-ideal apa yang gue tulis ketika melakukan travelling.

kedua: tips n trick travelling
nah yang kedua ini sedikit lebih banyak bisa kita dapetin di google. dan pastinya juga banyak yang mencari buat dijadikan referensi perjalanan. gue sendiri sering cari tips n trick untuk bisa menikmati atau sekedar untuk mencapai suatu destinasi tertentu agar nantinya kita gak mati kutu atau bingung mau ngapain begitu sampai di tempat yang asing.

ketiga: diary
nah yang ketiga ini yang mau sedikit gue bahas kenapa banyak yang salah kaprah dengan laporan perjalanan yang sifatnya diary.. sbenernya gak ada yang salah orang mau nulis apa di blog atau website mereka sendiri, tetapi menjadi masalah bila pembaca justru menjadikan tulisan yang sifatnya diary ini dijadikan referensi untuk mencapai atau menikmati suatu perjalanan, yang terjadi justru miss guiding. selain karena perjalanan itu yang membuat kita sendiri, kejadian-kejadian tak terduga sering tidak disiapkan oleh pembaca ketika sudah berada di tempat yang asing tersebut, yang kemudian membuat beberapa orang merasa kecewa dengan perjalanan mereka sendiri karena tidak sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
tidak ada yang salah ketika seseorang membuat blog, karena kebanyakan mereka membuat blog untuk dirinya sendiri dan yaaa syukur-syukur ada yang mau baca.. nah disinilah yang kemudian terjadi salah kaprah ketika seseorang menulis blog untuk dirinya sendiri sebagai cyber diary tetapi justru dijadikan referensi oleh pembaca yang gak sengaja lewat di blog diary tadi..

tidak selesai sampai disitu, salah kaprah ini sekarang semakin banyak dan semakin merajalela ketika tadi siang gue tanya temen gue tentang rute, kesulitan, dan keperluan apa saja yang harus gue tahu buat ke Gunung Papandayan, kemudian karena temen gue ini belum pernah ke Gunung Papandayan, dia menyarankan buat baca Field Report (FR) di Kaskus OANC yang jelas-jelas di dalamnya berisi diary orang-orang yang naik gunung. oke, mungkin temen gue ini termasuk salah satu orang yang salah kaprah dalam mencari referensi untuk mencapai suatu destinasi, tetapi gue juga baru sadar kalau Kaskus sendiri menyediakan sub forum khusus untuk para kaskuser menuliskan diary perjalanannya sebebas mungkin disana.. well, dibuatnya sub forum sendiri untuk FR mountainer ini tujuannya untuk membuat rapi forum OANC, tetapi kemudian gue mulai berfikir ulang, untuk apa sbenernya orang membuat FR tersebut? eksistensi bahwa lo udah pernah ke gunung ini itu? bahwa kaki lo udah pernah ada di tanah tertinggi? yaa pertanyaan semacam itu muncul bukan tanpa alasan, karena kalo lo tau di kaskus sendiri menyediakan forum B-Log buat kaskuser nulis tentang diary atau apapun itu yang sifatnya pribadi. atau lo bisa bikin blog sendiri di wordpress atau di blogger yang buat registernya aja segampang bikin facebook..

salah kaprah yang lain dilakukan justru oleh penerbit buku yang memasukkan diary travelling ini kedalam kategori Traveling, sedangkan kalo lo baca buku-buku tentang suatu perjalanan semacam itu seharusnya masuk kedalam kategori novel. nah yang ini sih sbenernya gue masih agak ragu, murni masuk kategori Travelling atau kategori Novel, tetapi seharusnya penerbit buku bisa lebih bijak dalam menentukan kedalam kategori apa jenis Diary Travelling ini..

intinya, tulisan gue ini bukan menyalahkan seseorang untuk tidak menulis dairy travelling di blog nya, tetapi bagaimana orang lain menjadi pembaca yang bijak agar tidak terjadi miss guiding dan eksploitasi suatu tempat wisata..

:):)

Sunday, February 17, 2013

Travelling 2013

Ini post pertama gue tahun ini, dan ini bulan kedua, empat hari setelah valentine haha gak penting :p intinya inkonsistensi mulai menyerang gue buat nulis blog lagi.. entah kehabisan ide atau emang lagi males nulis2 lagi.. au ah.. yang jelas kalo tulisan gue di blog ini mulai berubah geje, salahkan cewek gue yang alay hahaha
Lalu masih soal travelling, dimana seminggu lalu gue jalan2 lagi ke jakarta, ada beberapa tujuan gue kesana, tp gak perlu gue tulis lah ke jakarta gue ngapain, karena yang pengen gue tulis bukan FR selama di jakarta, tapi apa yang gue dapet selama jalan.. dan akhirnya gue nemu 2 poin penting..

Pertama: pernah sekitar 3 bulan lalu traveller kaskus dapet undangan semacam diskusi oleh greenpeace dengan tema "how to be a green traveller" , disitu dijelasin gimana caranya jadi seorang pejalan yang ramah lingkungan, tau isinya apa? Ah gak perlu gue kasih tau, tp ada satu hal yg enggak gue dapet dari diskusi itu tapi justru gue dapet dari hasil jalan2 kemarin ke jakarta..

Well gue ke jakarta naik kereta ekonomi, kereta yang sampai beberapa bulan lalu masih dibolehin merokok di dalem kereta, tp kemarin disetiap sudut ada stiker "dilarang merokok".. walaupun masih banyak yg ngrokok, tp setidaknya semakin sedikit yg ngrokok di dalem gerbong, masih ada yg ngrokok di sambungan kereta sih, tp gue jamin mereka ngrokok juga ngumpet2 dari petugas kereta :p

Sbenernya cuma sederhana, tapi kalo lo bener2 pengen jadi green traveller mulailah dengan berhenti merokok di dalem kereta.. karena dengan mengecilkan isi materi di diskusi greenpeace itu kemudian lo gak mengindahkan dilarang merokok di dalem kereta berarti lo cuma omong kosong, lo juga gak penting..
Yang kedua: adalah sebuah pemikiran tentang sesuatu yang lagi2 idealnya dalam dunia travelling..

Seiring berjalannya waktu, semakin besarnya minat travelling, semakin banyak pula tulisan atau liputan tentang suatu destinasi dengan berbagai macam sudut pandang, dengan berbagai macam keahlian fotografi, dan dengan keahlian menulis yang baik.. tapi apa yang kita dapat? Sebagian besar artikel, foto, dan laporan perjalanan sering memunculkan sesuatu dalam sisi keindahan, serunya perjalanan mereka dan bagaimana ahlinya mereka membuat foto yang bagus dengan kamera mahal mereka..

Lalu beberapa hari yang lalu gue sedikit heran ketika ada temen yg bilang kalo indonesia itu gak ada bagus2nya, mending jalan2 keluar negri jelas bagusnya.. dan dengan sedikit gak terima gue bilang kalo banyak kok yang bagus, kamu nya aja yang gak tau.. eh masih dijawab juga sama si doi, gak ada bagusnya, cuma di tv, di internet aja yang bagus, begitu sampe sana cuma begitu2 doang..

Ya gak salah dan gak bener juga sih, satu sisi memang 80% salah karena banyak tempat wisata yang menurut gue itu emang indah meskipun keindahan itu sifatnya relatif tergantung dari sudut mana dia memandang.. satu sisi yang lain terjadi "perang eksistensi" antara traveller satu dengan yang lain, dimana setiap traveller mencoba memberi kesan menarik bagi pembacanya ketika melakukan travelling, hal itu dikarenakan traveller gak ingin pembacanya menilai perjalanannya gak asik atau gak seru karena tempat wisata yang dituju tidak sebagus yang diharapkan..

Hal yang semacam itu terus ada seiring dengan berkembangnya dunia travelling beberapa tahun ini.
Berkembangnya dunia travelling juga dimanfaatkan oleh pihak2 yang menjual jasa paket wisata dengan iming2 perjalanan yang begitu mengasyikkan..

Tak cukup sampai disitu, berkembangnya dunia travelling dan semakin besarnya minat untuk travelling membuat beberapa pihak mengeksploitasi tempat wisata tersebut tanpa melihat kenyataan dilapangan bahwa yang ada di lapangan tidak seperti yang diharapkan alias keuntungan semata yang dicari.. begitu semua itu terjadi muncullah traveller2 yang dengan ekspetasi tinggi dari hasil membaca laporan perjalanan traveller lain menjadi kecewa begitu yang didapatkan dilapangan tidak seperti yang diharapkan.. ujung2nya banyak traveller yang kemudian beralih ke luar negri dengan pemandangan yang lebih menjanjikan..

Au ah gelap..