Saturday, March 08, 2014

solo traveler

Dalam perkembangan dunia pariwisata yang semakin pesat ini, semakin banyak pula orang-orang yang melakukan perjalanan. Dengan dalih ingin berlibur melepas penat, tak sedikit pula yang punya alasan untuk mencari jati diri, proses pendewasaan, dan lain sebagainya.

Suatu malam gue ngetwit tentang rencana perjalanan gue selanjutnya ke Dieng, muncullah mention-mention yang isinya relatif sama, "sendiri lagi?". Apa salahnya kalau kita traveling sendirian? Bukankah disitulah cara untuk mengenal lebih jauh tentang diri kita sendiri? Proses pendewasaan yang mereka bicarakan ada di perjalanan ini.

Mari kita telaah bersama, bagaimana mungkin seseorang merasa dirinya lebih dewasa dan lebih mengenal budaya setempat atau lebih mengenal dirinya sendiri bila dia sedang ikut rombongan trip? Yang terjadi adalah mereka sedang menjadi follower. Dimana letak proses pendewasaan dirinya?

Sulit memang menjelaskan bagaimana seseorang menjadi lebih dewasa atau tidak dari sekedar melakukan perjalanan sendiri atau beramai-ramai, tapi bisa dipastikan keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda dalam melakukan perjalanan. Tak perlu muluk-muluk, seorang traveler yang melakukan perjalanan bersama-sama akan cenderung menuliskan serunya mereka traveling bersama teman-temannya ataupun tentang seberapa indah tempat yang dikunjungi dengan tambahan foto-foto epic mereka. Tapi mari kita lihat apa yang akan dilakukan oleh solo traveller, mereka akan cenderung menuliskan seberapa menarik masyarakat dan budaya sekitar atau betapa prihatin dirinya melihat ketimpangan sosial di daerah terpencil.

Tentu ini bukan soal matematika.

Sunday, March 02, 2014

Film Pendakian Gunung Terbaik

Selama ini film dengan tema pendakian gunung memang tak sepopuler film-film bertema lain seperti film percintaan atau film action. Tetapi walaupun begitu, ada cukup banyak film - film yang bertemakan tentang pendakian gunung. Baik bergenre dokumenter, actionhorrorthriller, ataupun drama. Dari banyak judul tersebut, ada 5 Film Pendakian Gunung Terbaik menurut gue, tapi juga ini atas referensi yang gue baca di belantaraindonesia.org :

1. Nordwand a.k.a The North Face 
Bercerita tentang 2 pendaki Jerman ambisius, Max Mehringer dan Karl Sedlmayeryang mencoba mendaki dinding utara Eiger, dijaman dimana Nazi menjadi partai yang berkuasa di Eropa. Keterbatasan peralatan dan teknik, kedua pendaki yang membawa nama Jerman ini mati di tengah gunung, ketika orang orang di basecamp pendakian berpesta atas keberanian mereka mendaki gunung maut tersebut. Tragis dan ironis.
www.belantaraindonesia.org

Setelah kematian mereka, pendakian ke gunung Eiger ini ditutup, tapi tak mampu menahan ambisi para pendaki, karena "the first men to summit will be celebrated as Olympic heroes"and so the battles cry echoes through Europe: Attack the Eiger North Face!!!

Film ini diangkat dari kisah nyata, dan dikisahkan dalam film yang luar biasa, dramatis, dan tanpa katastropik seperti film Hollywood. Ini film yang pertama yang wajib di tonton oleh mereka yang mengaku pendaki gunung.

2. Seven Years in Tibet
Film ini juga diangkat dari kisah nyata pendaki gunung kenamaan, Heinrich Herrer, seorang Jerman, ketika mendaki Gunung Everest di Himalaya, dan pengalamannya terdampat di Tibet selama 7 tahun. Di sana ia tak sekedar mendaki gunung, tapi juga mendapatkan pengalaman spiritual langsung dari pemimpin Tibet,Dalai Lama. Di Tibet pulalah ia belajar kebijaksanaan timur, dimana manusia tak diukur dari prestasinya, tapi bagaimana ia menaklukkan diri sendiri.
www.belantaraindonesia.org

FYI, catatan Heinrich Herrer juga menjadi salah satu acuan dari team pendaki Mahitala ketika mereka menjelajahi pegunungan Jaya Wijaya di Papua beberapa tahun silam, menurut buku yang diterbitkan oleh Mahitala, Sudirman Range Trail. Film yang dibintangi Brad Pitt ini memang tak melulu menceritakan pendakian gunung, tapi juga kehidupan pribadi Heinrich Herrer, termasuk kisah cintanya.
 
3. Nanga Parbat
Seperti dua film diatas, film ini juga merupakan kisah pendaki besar, Reinhold Messner, ketika mendaki gunung Nanga Parbat. Banyak kisah terjadi dalam proses pendakian itu, dianggap hilang dan mati, namun akhirnya berhasil kembali, meski turun pada tempat yang berbeda, India.
www.belantaraindonesia.org

4. Touching The Void
Film semi dokumenter ini berkisah tentang 2 pendaki Inggris, Joe Simpson dan Simon Yates, yang lolos dari kematiannya ketika mencoba mendaki Siula Grandreunclimbed west face of a notorius 21.000 feet peak, di Peru.
www.belantaraindonesia.org

5. The Wildest Dream
Film dokumenter ini merupakan perjalanan napak tilas Conrad Anker yang mencoba apa yang dilakukan oleh George Mallory dan Irvine saat mendaki Everest puluhan tahun lalu. George Mallory dan Irvine hilang saat mencoba mendaki puncak tertinggi di dunia itu.
www.belantaraindonesia.org

Disini, Conrad Anker mencoba melakukan pendakian yang sama dengan pendakian Mallory, termasuk peralatannya. Film ini bagus, mengingatkan kita betapa luar biasanya para pendaki terdahulu, bahkan dengan alat seadanya, berambisi untuk mencapai puncak-puncak paling kejam sekalipun. Film yang dibuat oleh National Geographic ini lumayan bagus untuk menambah wawasan para pendaki gunung di jaman ini.

Saturday, March 01, 2014

Tergerusnya Komunitas

Ada banyak tipe pejalan yang gue temukan. Sebagian besar melakukan perjalanan bareng komunitas, tapi tidak sedikit pula yang (pada akhirnya) memilih untuk menjadi single fighter karena alasan tertentu. Tentu saja tidak bisa kita pungkiri perkembangan pariwisata indonesia tidak lepas dari campur tangan komunitas-komunitas pejalan yang meracuni anggotanya untuk ikut menjelajah negri ini.

Seiring waktu, penggiat jalan-jalan semakin berkembang pesat, semakin banyak traveller yang mencari tiket promo untuk mendapatkan tiket murah ke suatu tempat. Komunitas-komunitas pejalan juga semakin besar dengan semakin banyaknya anggota yang join trip mereka, tapi yang terjadi adalah anggota-anggota ini sebatas join trip, tidak ikut serta merta membesarkan dan menyumbang ide agar komunitas-komunitas ini terus eksis, yang pada akhirnya komunitas-komunitas ini habis dimakan usia tanpa adanya regenerasi.

Ada 2 hal yang menurut gue komunitas-komunitas ini tidak bisa bertahan lama:

1. Tiket pesawat murah yang ditawarkan maskapai-maskapai penerbangan memaksa traveller melakukan perjalanan dengan teman terdekat mereka sendiri, atau bahkan banyak yang pada akhirnya melakukan solo trip. Hal ini berimbas pada banyaknya member yang kehilangan rasa memiliki pada komunitas mereka, sehingga banyak member yang menjadi tidak mempunyai keterikatan untuk harus membesarkan komunitas yang telah melahirkan mereka.

2.  Apa ya, gue sebut saja pengurus komunitas, meskipun bukan pengurus, tapi mereka adalah orang yang aktif dan selalu memberikan ide-ide segar untuk dibawa kemana komunitas ini, jadi sebut saja mereka adalah pengurus komunitas. Nah para pengurus ini sadar bahwa member mereka banyak, bahkan ketika melakukan ajakan trip selalu ramai dengan orang-orang baru yang semangat bergabung dalam trip mereka. Tapi yang dilakukan tidak cukup untuk melakukan regenerasi. Pengurus selalu mencoba melakukan ajakan trip untuk berkenalan dengan orang-orang baru, tetapi tidak untuk menjadikan mereka pengurus yang baru bagi komunitas mereka. 
Buntu, sampai pada akhirnya berujung pada ajakan ngumpul bareng pengurus lama untuk kembali membesarkan lagi komunitas. Hal inilah yang tidak disadari, bahwa pengurus lama tidak lagi aktif di komunitas karena kesibukan dan jadwal trip mereka sendiri-sendiri.
Pengurus terus saja bernostalgia dengan masa-masa kejayaan mereka yang lalu, sehingga lupa bahwa untuk melakukan regenerasi tidak bisa dengan menarik kembali orang-orang lama untuk bergabung, tetapi justru mencari orang baru untuk meneruskan perjuangan mereka. Tentu dengan adanya orang-orang baru akan memicu kecemburuan orang-orang lama karena hilangnya eksistensi mereka di komunitas mereka sendiri, tapi sudah sewajarnya semua orang sadar diri bahwa untuk komunitas terus eksis adalah perlunya regenerasi. Nostalgia memang perlu, tapi bukan satu-satunya cara jitu mengembalikan nama besar komunitas mereka.


:fm: Circa Survive - Your Friends Are Gone