Sunday, May 27, 2012

calo, riwayatmu kini

ngok.. belakangan ini pecinta jalan-jalan susah banget yang namanya menikmati liburan dengan tenang.. kenapa?
yah, karena banyak transportasi darat yang jadi andalan para pejalan yang mengandalkan biaya murah, menjadi kesulitan mendapatkan tiket.. hal itu bukan karena semakin banyaknya orang yang mencoba mengakses transportasi murah tersebut, melainkan semakin maraknya calo yang tersebar di seluruh stasiun dan terminal..

oke, untuk transportasi murah di indonesia, masyarakat masih mengandalkan kereta, selain harga tiket yang relatif murah, tentu saja karena saat ini kereta semakin mengedepankan kualitas melalui jam kedatangan dan jam berangkat yang tepat waktu, sehingga orang akan lebih mengandalkan kereta untuk dapat menikmati perjalanan tanpa dikejar oleh waktu..

permasalahannya bukan di bagaimana pemerintah memberi rasa nyaman di dalam kereta, karena itu saja tidak cukup bila tidak didukung dengan layanan yang lain yang lebih baik... 

nah, tentu saja semua orang sudah tau dimana letak yang harus diselesaikan oleh pemerintah tentang pembelian tiket yang tidak masuk akal... oke, pada awalnya masyarakat dimudahkan dalam membeli tiket kereta ekonomi sejak seminggu sebelum pemberangkatan, tetapi justru itu yang membuat para calo merasa ini lahan untuk mereka..

dalam tulisan ini, gue bukan mau menjatuhkan calo, karena gue anggap, itu adalah pekerjaan untuk mereka.. karena sebagian besar dari mereka tentu saja juga tidak banyak yang hidupnya berkecukupan, hal itu bukan salah para calo, melainkan sistem dari pemerintah yang tidak bisa menyediakan lahan pekerjaan bagi mereka, sehingga beberapa dari mereka terpaksa menjadi calo karena hanya itu pekerjaan yang bisa dilakukan, walaupun tidak sedikit pula yang menjadi calo karena memang itulah jalan hidupnya.. hal ini sebenernya sama dengan para pekerja seks, dimana sebagian menjadi korban dari pemerintah yang tidak bisa memberi lahan pekernaan bagi mereka, tetapi juga tentu saja ada beberapa yang memang menjadi pekerja seks adalah jalan hidupnya..

kita tidak bisa menyalahkan setiap pekerjaan yang ada, apapun pekerjaan itu


dari tulisan gue ini, gue mau ngasih sedikit tips buat elo elo elo yang suka jalan tapi susah dapet tiket kereta ekonomi.. tapi besok aja, karena billing warnetnya udah mau abis, segini dulu ceritanya.. besok kita lanjut lagi..
gue harap, dari tulisan ini kalian udah gak menyalahkan para calo lagi, karena menurut gue (lagi), mereka merupakan korban dari sistem yang bobrok di negri ini.. 

mari kita memperbaiki sistem ini mulai dari "pemikiran" kita masing-masing :)

Monday, May 14, 2012

iseng-iseng



post disini karena bingung lewat kaskus kagak bisa gaaaan hahaha

Sunday, May 13, 2012

Fenomena BPC Jogja

sambil nungguin jam 11 (karena katanya bakal ada promo gratis terbang) , gue nyempetin buat nulis sedikit keluh kesah gua; tapi ini bukan keluh kesah tentang cinta-cintaan ya; 

keluh kesah gue masih sekitar tentang dunia travelling.. tapi jangan salah sangka juga kalo blog gua ini juga bukan blog tentang dunia jalan-jalan.. hanya aja gue lebih banyak mikirin dunia jalan-jalan daripada dunia cinta-cintaan.. 
sejujurnya apa yang gue tulis di twitter ataupun di sosial media apa pun, semua nya adalah pencitraan, bukan diri gua yang sesungguhnya..

------------

oke, daripada malah semakin lebar, gue mau cerita tentang kondisi BPC atau backpacker community saat ini, tapi sebelumnya gue mau ngajak kalian buat flesbek dulu BPC tahun-tahun sebelumnya...

"nama saya deli, ID kaskus delicious.. saya pengen join di bpc karena saya suka jalan.. sebelumnya saya jalan sendiri atau single fighter, tapi akhirnya saya sadar melakukan perjalanan tidak hanya menuju destinasi yang kita rencanakan, tapi proses dalam perjalanan adalah bagian tak terpisahkan dari semua itu.. sehingga saya pengen gabung ke bpc biar bisa dapet ilmu dan pengalaman baru bersama pecinta pejalan yang lain"

begitulah kira-kira gua join di BPC, saat itu BPC mempunyai banyak member, komunitas kaskus regional yogyakarta yang besar, jadwal trip yang padat, jadwal kumpul yang sering, dan yang saya suka saat itu adalah tidak ada satu pun member yang pamer dengan pengalaman ataupun gear nya (saat itu)..

dengan semangatnya gue kumpul sekedar nongkrong dengan mereka, bahkan merelakan beberapa kegiatan yang "lebih penting" ketimbang sekedar kumpul ngopi bareng.. ya, ini gue lakukan karena gue menemukan rumah kedua .. 

travelling dengan mereka sungguh mengasikkan, karena mungkin sebagian besar membernya adalah mahasiswa, seangkatan atau gak jauh beda umurnya dengan gue, jadi ya nyambung-nyambung aja bercandaannya haha..
tapi juga perlu diingat, jogja adalah kota pelajar, sebagian besar member bpc jogja adalah mahasiswa perantauan, yang saat lulus mereka akan pulang kampung ke kota asal mereka atau sekedar mencari kerja di kota yang lain..

menurut gue, kesalahannya disini, bpc gak punya cara untuk meremajakan membernya, sehingga begitu sebagian besar membernya lulus kuliah, habis deh orang-orangnya.. yang tersisa adalah orang-orang yang belum lulus kuliah dan beberapa yang emang asli jogja, kayak gue...

saat ini, bpc telah berkembang pesat, hingga beberapa provinsi sudah bisa berjalan sendiri tanpa adanya koordinasi dari bpc jogja yang dari sejarahnya bpc jogja adalah awal mula.. bahkan di jabodetabek sendiri, bpc telah menghasilkan member yang aktif begitu banyaknya, sampe-sampe gue sendiri sulit menghapal orang-orangnya...
tapi miris, melihat kota lain berkembang dengan pesatnya, justru bpc jogja sendiri mulai kehilangan taji nya.. seolah-olah bpc jogja tidak pernah melakukan kegiatan yang bombastis yang dulu pernah dilakukan.. yap, gue akui, itu semua karena member bpc jogja yang kian menyusut, dan kalo gue hitung, member aktif di bpc jogja hanya sekitar 5 orang, jauh dari bpc jabodetabek yang ratusan...

menurut beberapa orang, termasuk gue, menyusutnya member bpc jogja ada beberapa hal:
1. tidak adanya regenerasi member bpc
2. kurangnya koordinasi dari koordinator bpc jogja
3. ulah beberapa orang yang tidak suka dengan member baru sehinga member baru cenderung batal gabung karena takut adanya senioritas dari orang-orang tersebut

oke, gak masalah yang aktif cuma sedikit, kita tetep jalan dan masih melakukan koordinasi dengan bpc-bpc kota lain.. namun, muncul fenomena baru di komunitas ini, yaitu beberapa orang menjual tempat wisata kepada member-member yang lain.. berubah arah lah visi mereka, yang awalnya bpc dibentuk untuk share dan diskusi tentang dunia jalan-jalan, menjadi sebuah wadah tour & travel.. dan, orang-orang bpc jogja mulai gerah, termasuk Topik (sang pendiri bpc)..

beberapa kali kami berdiskusi tentang fenomena yang muncul di komunitas, dan kami semua mulai risih ketika melihat di sosial media facebook, beberapa orang menjual "pengalamannya" ke member yang belum pernah mengunjungi tempat wisata tertentu..

beberapa kali topik bilang sama gue kalo "bpc jogja biarkan seperti ini, menunggu keajaiban untuk kembali besar, karena sebagian besar orang-orangnya sudah melenceng dari visi nya bpc"

saat itu gue cuma mengangguk setuju dengan apa yang dikatakan topik, dan juga sebenernya saat itu gue setuju.. tapi saat ini gue sadar satu hal,

"bahwa kenangan indah tidak bisa dibiarkan begitu saja lenyap hanya karena "beberapa" orang yang melenceng dan merusak hubungan satu sama lain"

saat ini yang bisa gue lakukan adalah mencoba membangkitkan kembali bpc jogja yang seolah-olah sedang mati suri, untuk kembali besar, dikenal banyak orang.. biarpun orang mengatakan gue ini haus atau semacamnya, menurut gue, kenangan indah tidak akan kalah dengan halangan kecil semacam ini.. justru seharusnya ini semua menjadi pembelajaran yang berharga untuk semakin menguatkan kita...

saat ini semangat gue lagi menggebu-gebu nya, semoga semangat ini terus ada, menjadi energi positif bagi semua orang untuk membangkitkan kembali bpc jogja yang semakin memudar.. dan tentu saja, gue gak akan lupa, bahwa backpacker adalah bagian dari travelling!! anti primordialisme bray!!


salam ransel™

Tuesday, May 08, 2012

Review “A Lonely Place to Die” (2011)


kali ini gue mau sedikit review film :D:D
bukan karena kehabisan topik bahasan, tapi mungkin ini film bisa buat referinsi bagi pecinta jalan sekaligus pecinta film dengan adrenalin yang tinggi :D:D

oiya, sebelum ngejelasin tentang ini film, gue cuma mau ngasih tau, kalo artikel ini gue copas dari kompasiana .. so, review ini bukan dari gue, karena gue sndiri belum nonton ini film hagagagagaga...

oke mari disimak dulu review nya :)

Film ini berkisah tentang lima orang pendaki gunung yang sedang melakukan hobinya di sebuah pegunungan Skotlandia. Pada awal film saya sudah dibikin sedikit kaget dengan kegiatan mereka dalam panjat tebing karena belum apa-apa koq udah ada yang mau jatuh dari tebing gara-gara “keserimpet” tali. Sampai disini, saya hanya mengira film ini bakalan predictable dan mengikuti alur film adventure thriller lainnya macam High Lane (2009) (film Perancis yang judul aslinya Vertige) atau macam Cliffhanger-nya Sylvester Stallone (1993). Tapi, ternyata yang ini beda dari film-film yang sudah saya sebutkan tadi. Ternyata adegan di awal film ini hanya sekedar “latihan” untuk sedikit menaikkan adrenalin kita. Cerita film ini jadi semakin menarik ketika dalam perjalanan untuk mendaki gunung, kelompok pendaki gunung ini mendengar suara aneh, yang akhirnya diketahui bahwa suara itu berasal dari seorang anak perempuan kecil yang dikubur hidup-hidup di sebuah peti yang ditanam di tengah hutan. Suara anak kecil ini bisa terdengar karena ada “cerobong napas” yang muncul di permukaan tanah. Rupanya orang yang mengubur anak ini ingin agar anak perempuan tersebut tetap hidup. Otomatis kelompok pendaki ini menolong anak kecil tersebut supaya bisa keluar dari peti.

13260737671161264475

Kelompok pendaki gunung ini akhirnya berusaha membawa anak kecil tersebut ke desa terdekat untuk mendapatkan pertolongan dan sekaligus melapor pada pihak yang berwajib. Oh ya, gadis kecil ini namanya Anna (Holly Boyd) dan ternyata dia nggak bisa bahasa Inggris, dan malah fasih bahasa Croatia. Yah…tambah bikin repot pendaki-pendaki gunung tadi karena nggak tahu bagaimana gadis itu bisa dikubur hidup-hidup di tengah hutan. Ternyata dalam perjalanan menyelamatkan Anna, kelompok pendaki ini harus kejar-kejaran dengan dua orang yang telah mengubur Anna hidup-hidup dan ternyata mereka ini adalah penculik Anna yang minta tebusan ke ortunya Anna 6 juta Euro (kira-kira berapa Rupiah ya gan ?? hehehe….banyak banget tuh duit segitu). Orang tua Anna juga nggak tinggal diam. Ayah Anna menyewa 2 orang bounty hunter atau mungkin pembunuh bayaran buat nangkap si penculik. 

1326073849484106123

Akhirnya satu persatu anggota kelompok pendaki ini tewas dalam kejar-kejaran. Ada yang ditembak pakai senapan sniper (mantap juga nih penculik, sniper tulen), ada juga yang diputus talinya waktu turun tebing. Kejar mengejar ini berlangsung hingga menjelang akhir film dan endingnya tenyata….biasa saja, nggak ada yang istimewa. Semua berakhir baik-baik saja, tanpa twisted plot. Cuma yang bikin penasaran, waktu ending film ini yang jadi pertanyaan saya adalah, siapa sebenarnya bapaknya si Anna ini sampai segitu powerful-nya nyewa bounty hunter yang bersenjata berat ala tentara baret hijau Inggris ? Dan siapa pula penculik Anna, koq bisa pakai senapan sniper dengan mahir ? Kalau dugaan saya, ayah Anna adalah bekas tentara Croatia yang sekarang jadi mafia di Skotlandia, sedangkan penculiknya mungkin bekas tentara juga. Tapi ini baru dugaan lho, silahkan nonton filmnya dulu saja.

1326073918859791413

A Lonely Place to Die adalah sebuah thriller murni menurut saya. Murni karena yang ditonjolkan disini adalah ketegangan demi ketegangan dalam setiap adegannya, yang menurut saya bisa membuat orang berteriak, “Come on…come on…hurry up guys…run…run faster…that f*cking killer behind you”. Meski tanpa twisted plot dan film ini berjalan apa adanya, film ini sangat layak ditonton bagi penggemar berat thriller. Ide film ini sebenarnya sudah tidak terlalu original, karena sudah banyak film thriller yang bertemakan wilderness survival adventure, kejar-kejaran dengan bad guys, atau penculikan seperti dalam A Lonely Place to Die ini. Tapi yang membuat saya bisa mengacungkan dua jempol adalah kepiawaian penulis skenario dalam mengolah ketegangan dalam setiap adegan. Selain itu, saya juga salut pada Julian Gilbey yang telah menunjukkan “taring”-nya dalam mengarahkan film ini yang membuat penonton duduk terpaku hingga film ini selesai. Oh ya, sekedar informasi, Gilbey bersaudara ini juga nampak sangat serius dan total dalam menggarap film ini. Saya sempat baca di credit title-nya, Julian dan Will Gilbey selain sebagai penulis skenario dan sutradara, juga bekerja sebagai editor dan penata suara. Hasilnya bisa dilihat sendiri, sangat memberikan hiburan yang berarti bagi penonton. Selain itu, sepertinya pemilihan lokasi shooting-nya juga tidak main-main, memang betul-betul dipilih lokasi yang menggambarkan betapa susahnya bertahan hidup di alam bebas dari kejaran para penculik. Sepanjang film ini, kita akan banyak disuguhi terjalnya tebing gunung yang penuh dengan batu-batu tajam dan derasnya sungai yang harus dilalui kelompok pendaki ini agar bisa menyelamatkan Anna. Mungkin pemilihan lokasi ini banyak dipengaruhi oleh hobi berkeliaran di alam bebas dari Gilbey bersaudara ini, yang menurut keterangan dari mbah Google, memang Julian dan Will Gilbey ini adalah pendaki gunung yang handal.

1326073974693900223

Meski banyak nama aktor dan aktris yang masih asing di telinga saya terlibat dalam film ini, kecuali Melissa George dan Ed Speleers (Eragon,2006), tapi saya tidak ambil pusing dengan akting dari aktor dan aktris yang kurang saya kenal ini. Kekuatan dari plot (meski banyak plot hole) dan deskripsi ketegangan kejar-kejaran di ganasnya alam pegunungan (dengan berlari…yup, 80% film ini isinya adegan lari-lari di tengah hutan dan gunung melulu) inilah yang sebenarnya bisa mengakomodasi film ini hingga menjadi sebuah thriller yang apik dan bagus untuk ditonton. Memang akting dari Melissa George sendiri yang nampak paling menonjol dari film ini, tapi itu semata-mata karena memang perempuan cantik asal Australia ini sudah banyak membintangi film thriller dan horor, seperti The Triangle (2010) atau 30 Days of Night (2007), sehingga mata saya udah terbiasa melihat mbak yang satu ini beraksi. Melissa George mungkin adalah the next Jamie Lee Curtis karena seringnya main di film horror atau thriller. Secara umum, sebagai penggemar film thriller, saya merasa sangat terhibur dengan A Lonely Place to Die ini karena saya bisa “olahraga” otak dan jantung dengan nonton film ini, selain naik sepeda.

Friday, May 04, 2012

kesasar?


jreng jreeng jreeeng....
pernah denger dooong istilah "kesasar" ..?
kalo gue nyari di google, kesasar artinya salah jalan atau tersesat...
nah, udah tau arti kesasar kan sekarang? :)))

well.. gue pengen nulis tentang "kesasar" ini dari beberapa bulan lalu dimana ada temen yang lagi jalan-jalan ke jogja dari jakarta, dan di tengah jalan mengalami "kesasar" ..

jadi, sebelum gue jelasin tentang kesasar ini, gue mau cerita lebih detail dulu gimana sih ini orang bisa kesasar...
dahulu kala, sekitar 2 bulan lalu.. ada salah satu temen gue dari jakarta yang mau ke jogja buat nyamperin tuh ceweknya.. nah, karena suatu hal, akhirnya tuh cowok berangkatlah ke jogja dengan naik bis..
ngerti sndiri kan, gak ada transportasi masal yang lebih jelas waktu tiba nya daripada kereta dan pesawat.. hahaha
oke, dari perjalanan menggunakan bis itu, ternyata bener, tuh cowok gak sampe di jogja dengan tepat waktu.. bahkan itu bis brenti di sekitar purworejo.. entah karena apa, harus berhenti disana... hahaha

dari sana, rame lah timeline gue dengan isi twitnya yang nyumpahin tuh sopir bis, nyumpahin sana-sini karena gak sampe jogja tepat waktu, dan malah sampenya di purworejo... begitu juga gue dapet kata-kata yang sbenernya gue sering denger dan bahkan sering gue pake juga, yaitu "kesasar"

"sial, entah kesasar dimana ini gue!! gak jelas banget, mau ke jogja kok jadi gini ceritanya!!"

nguahahahaha... lucu sih bacanya... tapi gak kayak gitu sih wujud asli twit si doi.. yaaa.. semacam itulah...
nah, dari twit tadi, gue lagi-lagi sadar akan satu hal..

"entah perjalanan yang tidak terencana atau bahkan perjalanan yang terencana sekalipun, tidak akan ada kata-kata kesasar bila kamu menikmati sebuah perjalanan"

artinya, kalo lu lagi jalan nih yaa, dan ternyata lu gak tau lagi dimana saat itu, tapi terus menikmati perjalanan, apapun caranya, lo gak bakal mikir lo lagi kesasar.. pasti lo bakal mikir inilah destinasi gue!!


yaaaa... itu adalah kamus hidup gue.. lo boleh gak setuju dengan apa yang gue tulis....

"karena setiap orang punya kamus hidupnya masing-masing"

Wednesday, May 02, 2012

bebek dimakan jadi sapi

yey, masih betah nih mantengin blog..
gue mau sedikit cerita lagi.. semoga gak ketiduran bacanya...
masih soal travelling, hahaha... iya karena hidup adalah travelling...tsaaaahh...

begini... pernahkah lo berfikir buat melakukan suatu perubahan besar yang akan berdampak bagi gak cuma buat lo sendiri, tapi juga buat orang lain? pernah? belum?

yak, gak ada yang jawab.. iya karena gak ada yang baca blog gue -___-"


whatever pada baca tulisan-tulisan gue atau enggak, yang penting gue belajar buat nulis.. karena apa? karena gue sadar, gue gak bisa apa-apa.. termasuk nulis...
cuma keinginan dan keisengan nulis yang gak jelas, akhirnya lahirlah beberapa tulisan yang demi apapun, itu hasil pemikiran dan refleksi gue sendiri dalam melakukan perjalanan hidup.. yang pada akhirnya, gue sanggup berfikir lebih dewasa, berfikir keluar dari pemikiran orang-orang...

hasilnya?
belum ada..

karena gue masih belajar... belajar ngertiin elo... #halah


salah, belajar untuk berfikir lebih sederhana..

thats the point!


gak penting?
yuk ah.. gak ada yang baca juga -__-"

arti dasar travelling

oke kali ini sambil nunggu nongkrong, gue mau sedikit share hasil dari ketemu orang-orang hebat saat ikut Jakarta Historical Race...

sebelum gue cerita wejangan dari seorang yang gue anggep ajaib ini, gue gak pernah yang namanya berfikir tentang travelling secara lebih mendasar.. karena (sebagian besar) orang akan berpikiran bahwa travelling adalah kegiatan jalan-jalan menikmati sebuah destinasi yang sebelumnya sudah kita rencanakan ataupun belum sama sekali...

travelling memang gue anggap sebagai hiburan dalam menjalani rutinitas hidup yang membosankan.. iya sih asik kerjaan lo, iya sih banyak temen yang bisa bikin ketawa disetiap hari-hari lo.. tapi akan ada rasa jenuh bila setiap hari, setiap saat kita melakukan yang mengasikan tadi.. iya nggak? enggak? bunuh aja deh gue -___-"

bodo amat sama pendapat lo yang diatas.. hahaha
yang jelas, gue baru sadar satu hal, sebut saja "mawmaw", adalah orang ajaib yang mau gue ceritain..
mawmaw ini adalah orang yang menurut gue hidupnya lempeng... lempeng bukan berarti sekolah dapet nilah bagus, kuliah lancar, kerjaan mapan, trus dapet istri cantik dan setia... bukan, bukan itu maksud lempeng...
maksudnya lempeng disini adalah, dia hidup dengan serba kecukupan, masa bodoh dengan prestasi di sekolah ataupun dikerjaan, tapi yang jelas, karena hidup dengan serba kecukupan ini, dia seolah-olah bisa melakukan apa yang dia mau.. jujur, dan gue gak munafik, gue iri.. hahahaha

salah, bukan itu inti dari yang akan gue bahas disini..
mawmaw ini punya pengetahuan yang luas, walaupun dia tidak meneruskan ke bangku kuliah.. tapi entah kenapa, gue merasa mawmaw ini punya daya tarik tersendiri...

suatu ketika, saat acara Jakarta Historical Race, gue dan mawmaw sedang ngobrol santai sama orang-orang ajaib lainnya.. dan secara tidak sengaja tiba-tiba mawmaw bersabda:

"setiap hari kita ini travelling broooo"

dari kata-kata itu, hati gue langsung bergetar, kemudian mengeluarkan hape untuk nyatet tuh kata-kata ajaib.. memang terkesan sederhana, tapi gue melihat kata-kata tadi sangat berkesan, mendalam, dan gue sadar akan satu hal...

"bahwa apa yang kita banggakan, apa yang kita sombongkan kepada orang lain tentang pengalaman perjalanan kita, sesungguhnya bukan apa-apa dibanding orang yang setiap hari melakukan kerja di kantor dan mengambil satu pelajaran dalam satu hari tadi"

jujur, gak cuma satu poin penting yang gue tangkep dari kata-kata sederhananya mawmaw tadi, tapi bila ditelusuri lebih mendalam, kata-kata tadi bisa berefek magis... magis disini adalah

"travelling bukan sekedar perjalanan ke suatu destinasi, melainkan bagaimana kita belajar dari setiap perjalanan yang kita lakukan"

jadi, banyak orang yang gue temui di hidup gue.. banyak juga yang hidupnya untuk travelling... tapi pada akhirnya kesombongan menyelimuti dirinya.. menganggap bahwa dirinya adalah orang yang mempunyai banyak pengalaman, mempunyai sejuta kenangan indah dengan tempat-tempat yang menakjubkan...

itu semua nothing, bila arti dasar dari travelling sendiri lo gak tau!!

you're nothing brooooo..!!