Tuesday, March 26, 2013

travel is very subjective


haiya, gue mau share lagi masih soal travelling, dan menurut gue tidak banyak orang yang sadar akan hal ini..
sekitar sebulan lalu ada salah satu kaskuser yang ada di jakarta bingung mau liburan kemana, dan minta saran di forum traveller kira2 tempat yang asik murah dan gak butuh waktu yang lama, kemudian muncul lah berbagai masukan dimana salah satunya adalah jogja.. yap, kalo melihat kriteria itu sih emang jogja yang paling memungkinkan untuk wisata asik, murah, dan gak butuh waktu lama.. tapi kemudian dibantah sama si doi karena jogja gak ada apa2nya, begitu2 doang ah... pokoknya kalo orang minta saran tapi sarannya selalu dibantah, mending di-iya-in aja lah :/

kemudian gue inget, iya juga sih jogja begitu2 doang, jogja cuma malioboro dan sekitarnya, jogja cuma kota kecil yang punya gunung merapi dan puluhan pantai yang masih asri dengan pasir putihnya.. yap, itulah jogja dimata orang yang memandang jogja dari luarnya saja.. tapi gue mulai berfikir lebih dalam lagi, apa yang bisa gue nikmatin dengan kota kecil ini, dengan malioboro yang hanya toko sovenir berjejer di pinggir jalan, dengan ceker ayam rasa chicken wings made in bu sastro, dengan gunung dan pantai yang juga ada di kota2 lain?

oke mungkin terlalu subjektif untuk menjelaskan jogja dengan sudut pandang yang lebih luas dan lebih mendalam, tapi mungkin beberapa argumen temen gue yang bilang bahwa jogja ngangenin, jogja yang sederhana dengan keramahannya, jogja yang dingin, malamnya jogja yang penuh dengan pengamen jalanan dan waria-waria yang meminta dengan sopannya, dan segala jogja dengan tetek bengeknya inilah yang gak semua orang bisa rasakan dan nikmati..

seperti twit gue beberapa hari yang lalu yang isinya: "semua orang bisa ke jakarta bahkan ke bali, tapi tidak semua orang bisa menikmati bali apalagi jakarta" mungkin gambaran lebih sederhananya dari postingan blog gue ini.. nah bisa jadi orang yang memandang suatu tempat dengan sudut pandang luarnya aja tidak akan bisa menikmati apapun, justru dengan kita memandang suatu tempat wisata dengan lebih mendalam itulah tempat wisata akan menjadi lebih kaya dan tidak akan ada habisnya..



all journeys have secret destination of which the traveler is unaware :)

Friday, March 08, 2013

PENGUMUMAN!!

selamat malam..
mulai hari ini gue mau beri pengumuman buat follower gue di blog alay gue bahwa:

alamat blog yang sebelumnya imnotdelicious.blogspot.com ganti menjadi


ridhomuk.blogspot.com


bukan karena ababil yaaa.. tapi jujur belakangan ini gue mengalami benturan psikologis *halah* , alias beberapa minggu ini gue dibuat pusing dengan ditemukannya blog lama gue ridhomukti.blogspot.com dan yang gue temukan disana adalah ini:

hanjir bener kaaaaan hahahahaha
awalnya emang karena web ridhomukti.com punya orang asing ini pengen gue ambil alih.. tapi gue baru inget kenapa gak blogspot aja dulu.. isenglah gue buka ridhomukti.blogspot.com dan itulah yang gue dapet.. SYOOOOOK!!!!!! PANIIIIK!!!! GAK PERCAYA ITU BLOG PUNYA GUEEE.. ALAY BENYEEERRRRR!!!! akhirnya gue buka satu2 artikel yang ada disana......

oke, sampai disini gue masih gak percaya ini blog punya gue :|
*buka artikel lain sambil nangis* 

berasa kenal sama akun nya :| *otak makin gak karuan :(*

INI LAGI!!! T.T
akhirnya gue percaya 100% ini blog gue jaman jaya2nya lagi alay... *speechless*

*buka profile* berharap apa yang gue dapet gak alay dan separah yang ada di tampilan blog *siapin piso*


*GLEG*
itu blog 2007, dan profile gue se-optimis itu.. *masih speechless*



*sign out*

Wednesday, March 06, 2013

Jenis-Jenis Travel Writing

masih soal travelling dan gue mau sedikit share tentang (lagi-lagi) idealnya sebuah travelling itu dilakukan, tapi kali ini lebih kepada apa yang kita lakukan ketika travelling sudah dilakukan.. kebanyakan seorang traveller akan share tentang hasil perjalanannya berupa foto di facebook atau di twitter atau media sosial yang lain, tapi tidak sedikit yang kemudian menuangkannya kedalam tulisan di blog, website atau bahkan dicetak menjadi sebuah buku yang harapannya akan dibaca orang lain sebagai referensi untuk menuju destinasi yang direncanakan..

oke sebelumnya gue mau jelasin dulu soal travelwriting yang menurut gue ada beberapa salah kaprah bagi sebagian orang, inget ya, bagi sebagian orang yang artinya mungkin bagi sebagian yang lain bisa jadi lebih terbuka dan lebih dewasa dalam memandang laporan perjalan orang lain.

pertama: filosofi travelling
nah yang satu ini gak banyak yang menulis tentang filosofi travelling, emmm apa ya mungkin gue salah dalam membuat istilah, yang jelas beberapa orang menulis hasil perjalanannya berdasarkan apa yang dia dapat ketika melakukan travelling dan menuangkannya kedalam tulisan yang tujuannya untuk mengubah cara pandang pembacanya tentang travelling.. tujuannya jelas, tetapi tulisan semacam ini tidak begitu diminati oleh pembaca karena kebanyakan travelling ketika mencari referensi adalah mencari sesuatu yang menyenangkan, sedangkan dalam tulisan Filosofi Travelling ini kebanyakan cenderung menyalahkan traveller lain atau penulis lain dalam memandang travelling itu sendiri. nah gue sendiri lebih kearah yang satu ini meskipun gue sendiri gak se-ideal apa yang gue tulis ketika melakukan travelling.

kedua: tips n trick travelling
nah yang kedua ini sedikit lebih banyak bisa kita dapetin di google. dan pastinya juga banyak yang mencari buat dijadikan referensi perjalanan. gue sendiri sering cari tips n trick untuk bisa menikmati atau sekedar untuk mencapai suatu destinasi tertentu agar nantinya kita gak mati kutu atau bingung mau ngapain begitu sampai di tempat yang asing.

ketiga: diary
nah yang ketiga ini yang mau sedikit gue bahas kenapa banyak yang salah kaprah dengan laporan perjalanan yang sifatnya diary.. sbenernya gak ada yang salah orang mau nulis apa di blog atau website mereka sendiri, tetapi menjadi masalah bila pembaca justru menjadikan tulisan yang sifatnya diary ini dijadikan referensi untuk mencapai atau menikmati suatu perjalanan, yang terjadi justru miss guiding. selain karena perjalanan itu yang membuat kita sendiri, kejadian-kejadian tak terduga sering tidak disiapkan oleh pembaca ketika sudah berada di tempat yang asing tersebut, yang kemudian membuat beberapa orang merasa kecewa dengan perjalanan mereka sendiri karena tidak sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
tidak ada yang salah ketika seseorang membuat blog, karena kebanyakan mereka membuat blog untuk dirinya sendiri dan yaaa syukur-syukur ada yang mau baca.. nah disinilah yang kemudian terjadi salah kaprah ketika seseorang menulis blog untuk dirinya sendiri sebagai cyber diary tetapi justru dijadikan referensi oleh pembaca yang gak sengaja lewat di blog diary tadi..

tidak selesai sampai disitu, salah kaprah ini sekarang semakin banyak dan semakin merajalela ketika tadi siang gue tanya temen gue tentang rute, kesulitan, dan keperluan apa saja yang harus gue tahu buat ke Gunung Papandayan, kemudian karena temen gue ini belum pernah ke Gunung Papandayan, dia menyarankan buat baca Field Report (FR) di Kaskus OANC yang jelas-jelas di dalamnya berisi diary orang-orang yang naik gunung. oke, mungkin temen gue ini termasuk salah satu orang yang salah kaprah dalam mencari referensi untuk mencapai suatu destinasi, tetapi gue juga baru sadar kalau Kaskus sendiri menyediakan sub forum khusus untuk para kaskuser menuliskan diary perjalanannya sebebas mungkin disana.. well, dibuatnya sub forum sendiri untuk FR mountainer ini tujuannya untuk membuat rapi forum OANC, tetapi kemudian gue mulai berfikir ulang, untuk apa sbenernya orang membuat FR tersebut? eksistensi bahwa lo udah pernah ke gunung ini itu? bahwa kaki lo udah pernah ada di tanah tertinggi? yaa pertanyaan semacam itu muncul bukan tanpa alasan, karena kalo lo tau di kaskus sendiri menyediakan forum B-Log buat kaskuser nulis tentang diary atau apapun itu yang sifatnya pribadi. atau lo bisa bikin blog sendiri di wordpress atau di blogger yang buat registernya aja segampang bikin facebook..

salah kaprah yang lain dilakukan justru oleh penerbit buku yang memasukkan diary travelling ini kedalam kategori Traveling, sedangkan kalo lo baca buku-buku tentang suatu perjalanan semacam itu seharusnya masuk kedalam kategori novel. nah yang ini sih sbenernya gue masih agak ragu, murni masuk kategori Travelling atau kategori Novel, tetapi seharusnya penerbit buku bisa lebih bijak dalam menentukan kedalam kategori apa jenis Diary Travelling ini..

intinya, tulisan gue ini bukan menyalahkan seseorang untuk tidak menulis dairy travelling di blog nya, tetapi bagaimana orang lain menjadi pembaca yang bijak agar tidak terjadi miss guiding dan eksploitasi suatu tempat wisata..

:):)